Kamis, 09 Juni 2016

Daftar Harga Teralis Terbaru 2016

Jangan Biarkan Jendela dan pintu Rumah Anda Kosong Tanpa Pengaman..Pakai Teralis,  Minimal Menghambat Maling dalam Menjalankan aksinya

DAFTARHARGA PRODUK AHSAN TEKNIK

1. TERALIS        

a. Harga teralis jendela minimalis                    Rp.300.000 / m2 sampai dengan Rp. 425.000 / m2    
b. Harga teralis jendela klasik/ besi tempa      Rp. 450.000 / m2 sampai dengan  Rp. 650.000 / m2    
c. Harga teralis pengaman / kerangkeng         Rp. 280.000 / m2 sampai dengan  Rp. 350.000 / m2    
* Kembali lagi tergantung besi yang di pakai 10 mm / 12 mm atau jarak jeruji dan bingkainya,
saya saranin minta sample besinya ,,karena maaf  ,,,anda mungkin lebih tahu , seperti sekarang banyak besi hanya ukuran sebutan saja,istilah pasar besi banci ,,atau lebih parah lagi besi bekas,,sebelum pesan jangan sampai harga murah tapi murahan.
memang  BARANG BAGUS MURAH ITU GAK ADA,,!! paling tidak kita bisa teliti di bahan jadi bisa tahu harga sesuai gak dengan bahan yang di pakainya,??
untuk menghindari penjual yg" nakal,", cari  harga dengan  bahan berkualitas sesuai dengan keinginan kita

2. KANOPI
 
a. Harga kanopi besi minimalis                        Rp. 350.000 / m2 sampai dengan Rp.1.500.000 / m2    
b. Harga kanopi stainless                                Rp. 500.000 / m2 sampai dengan Rp. 1.500.000 / m2    
* Untuk kanopi banyak yang harus di perhatikan  

- ATAP
banyak atap polycarbonate ada beberapa merk yang bergaransi kw1 kw2, begitu juga untuk atap kain, atap spandek, atap kaca, genteng metal masing masing harganya berbeda.    
  
- RANGKA
ada berbagai jenis besi dan ukuran hollow 40 x 40, 40 x 60, 40 x 80 atau besi pipa 1,1/4 inch, 11/2 inch, dan 2 inch, rangka ini selain ketebalan juga ada besi hitam dan besi galfanized ( besi putih anti karat ) dan dari stainless ada merk dan type 201 atau sus 304. jangan asal harga murah bahanya harus di perhatikan, ini salah satunya.besar kecil dan ketebalan  baru harga.    

-TIANG  
ada besi baja wf  150  ,hollow 80 x80 ,pipa 3 inch ,bahan tiang harus kokoh  jangan sampai nyari harga murah ternyata bahan tiangnya kecil tidak sesuai  dengan besarnya konstruksi atap kanopinya,,,jadi tidak mampu menopang beban rangka dan atap apalagi sekarang musimnya hujan angin,

3. PINTU PAGAR,   
a. Harga pintu pagar besi minimalis                   Rp. 400.000 / m2 sampai dengan Rp. 700.000 / m2 harga rata rata,,apabila model sederhan mungkin lebih murah karena sesuai bahan yg di pakainya  
* Yang membedakan harga dari bingkainya besar kecil besi yang di pakai, rata rata untuk pintu pagar minimalis besi hollow 40 x 40, 40 x 60, dan 40 x 20 ada besi hitan ada besi galfanized    
b. Harga pintu pagar stainless                           Rp. 600.000 / m2 sampai dengan Rp. 1.200.000 / m2
 * Yang membedakan harga selain besar stainlessnya ada juga yang hanya jeruji ada juga yang tertutup plat itu lebih mahal.    
c. Harga pintu pagar semi besi tempa                Rp. 650.000 / m2 sampai dengan Rp. 1000.000 / m2
   * Semi besi tempa lebih banyak besinya di banding variasi ornamen, besinya 12 mm s/d 16 mm    
d. Harga pintu pagar besi tempa alferom klasik  Rp. 700.000 / m2 sampai dengan Rp. 1.500.000 / m2
  * alferom klasik /ornamennya lebih banyak di banding besinya, dan modelnya pun lebih antik,  besi 16 mm  s/d 19 mm atau plat tempa.

4. BALKON, DAN RAILLING    
a. Harga balkon dan railling besi minimalis         Rp. 350.000 / m2 sampai dengan Rp. 480.000 / m2  
  * Yang membedakan harga dari bingkainya besar kecil besi yang di pakai, rata rata untuk pintu  pagar minimalis besi hollow 40 x 40, 40 x 60, dan 40 x 20 ada besi hitan ada besi galfanized    
b. Harga balkon dan railling stainless Rp. 700.000 / m2 sampai dengan Rp. 900.000 / m2  kaca dan acrilik  lebih mahal
   * Yang membedakan harga selain besar stainlessnya, tebal tipisnya, dan jarak jerujinya,  makin banyak bahan otomatis lebih mahal.  
c. Harga balkon dan railling semi besi tempa       Rp. 600.000 / m2 sampai dengan Rp. 1.200.000 / m2  
  * Semi besi tempa lebih banyak besinya di banding variasi ornamen, besinya 12 mm s/d 16 mm

5. PINTUKASA NYAMUK  
 a. Harga pintu kasa nyamuk minimalis            Rp. 1.500.000 / unit sampai dengan Rp. 1.800.000 / unit  
     * Yang membedakn pemakaian pegangn kunci dan kasa nyamuk model baja, tempel, alumunium    
b. Harga pintu kasa nyamuk besi tempa        Rp. 1.900.000 / unit sampai dengan Rp. 3.000.000 / unit  
   * Yang membedakn pemakaian pegangn kunci dan kasa nyamuk model baja, tempel, alumunium dan besar kecil besi tempanya, banyaknya ornamen.

Minggu, 24 April 2016

Macan - macam Cat


Mengenal CAT PAGAR

Mengecat ulang rumah adalah salah satu cara agar suasana rumah kembali baru dan enak dipandang. Melalui pengecatan yang tepat, pagar yang sudah terlihat kusam dan meneglupas dapat bersinar kembali. Sebelum kita memulai proses pengecatan, kenali dulu jenis cat sesuai bahan yang akan dicat!

CAT KAYU

Cat kayu dibagi menjadi tiga jenis yaitu cat solid, cat transparan, dan cat efek khusus. Banyak yang sering salah kaprah menyebut istilah plitur dengan cat kayu atau meni kayu. Padahal plitur hanyalah sebagian saja dari beragam jenis cat kayu.

Cat Solid

Cat ini sebagian besar produsen disebut opaque finish. Pigmen yang terkandung di dalam cat mampu menyebar dan menutupi seluruh permukaan kayu. Untuk kayu yang teksturnya tidak menarik atau terdapat cacat di sana sini, cat jenis ini mampu menutupi dan menyembunyikan cacat kayu dengan sempurna. Ada dua jenis cat solid : cat duco dan cat minyak. Cat duco banyak dipakai untuk otomotif tetapi juga dapat diaplikasikan pada kayu. Cat ini memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca, namun harga cat jenis ini relative mahal dan harus menggunakan alat penyemprot untuk mendapatkan hasil optimal. Sementara cat jenis minyak/sintetik dapat diaplikasikan dengan kuas dan harganya pun lebih murah.

Cat Transparan

Sesuai dengan namanya, cat ini tidak menutup permukaan kayu secara rapat. Warna alami kayu tetap dipertahankan dan serat-serat maupun teksturnya tetap terlihat. Bila anda memakai kayu yang serat dan teksturnya unik, cat jenis ini sangat cocok untuk menampilakan keunikan tersebut. Salah satu jenis cat transparan untuk kebutuhan eksterior adalah pelitur, pelitur yang berkualitas baik akan tahan terhadap sinar UV sehingga warna kayu tidak mudah kusam.

Cat Efek Khusus

Selain kedua jenis cat di atas, ada cat yang dapat memberikan efek khusus. Hasil cat, akan member efek tektur granit, kesan antic, retak-retak, bahkan besi tempa.

CAT BESI

Cat besi pada umumnya berbahan dasar minyak (solvent based). Ada lima macam cat besi yang beredar di pasaran, yaitu cat sintetik, cat alumunium, cat epoxy, cat duco, dan cat efek.

Cat Sintetik

Jenis ini adalah yang paling umum ditemukan di pasaran, memiliki beragam gradasi warna gelap hingga warna terang. Mudah diaplikasikan dengan kuas, harganya yang terjangkau dan ketahanannya cocok dipakai pagar.

Cat Alumunium

Kalau Anda menginginkan warna keperak-perakan seperti pada stainless steel, cat jenis ini dapat digunakan. Cat ini hanya tersedia dalam satu warna.

Cat Epoxy

Cat tipe ini memiliki kekuatan melindungi yang lebih baik ketimbang cat sintetik, banyak dipakai untuk keperluan heavy duty, seperti lantai dan peralatan rumah tangga.

Cat Duco

Cat duco lazim dipakai untuk mengecat mobil karena sifat catnya amat halus, aplikasi dari cat duco ini mesti memakai alat penyemprot bertekanan tinggi. Selain itu, cat ini agak boros karena pelapisan harus berkali-kali. Cukup mahal kalau pakai untuk pengecatan pagar.

Cat Efek

Cat efek mampu memberikan tampilan yang berbeda. Beberapa di antaranya yang popular dan dapat diaplikasikan untuk pagar adalah efek besi tempa, hamertone dan antic.

CAT TEMBOK

Untuk, pengecatan tembok, cat yabg harus dipilh adalah cat eksterior. Cat tipe ini mengandung bahan-bahan yang diformulasikan tahan terhadap teriknya matahari dan hujan. Di pasaran harga cat tembok eksterior memang lebih mahal dibandingkan cat interior. Pengecatan untuk pagar tembok perlu memerhatikan kondisi tembok yang akan dicat, apakah tembok baru atau lama.

Sumber : serial rumah/pagar

Rabu, 20 April 2016

Cara Menghitung Daya Listrik yang diperlukan Rumah

Cara Menghitung Daya Listrik yang diperlukan Rumah – Setiap rumah yang sudah dialiri listrik pasti dilengkapi dengan Meter Listrik dan MCB (Miniature Circuit Breaker) yang dipasang oleh PLN. Fungsi Meter Listrik tentunya adalah mengukur seberapa besar Arus Listrik yang digunakan agar dapat menghitung tagihan listrik. Sedangkan MCB yang merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breakeratau sering disebut dengan Breaker adalah alat yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang digunakan dan juga sebagai pengaman dalam Instalasi Listrik. Sebagai pengaman, MCB akan secara otomatis akan memutuskan arus listrik jika terjadi hubungan singkat (Short Circuit) dan juga memutuskan aliran listrik jika penggunaan daya listrik melebihi batas yang telah ditentukan.
PLN akan memasangkan Kapasitas MCB  sesuai dengan batas Daya Listrik yang diminta oleh pelanggan. Kita dapat melihatnya melalui tulisan Ampere (Satuan Arus Listrik) yang tertera di MCB tersebut.   Contohnya 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A dan lain sebagainya.  Untuk meng-konversi Arus Listrik tersebut ke Daya Listrik, kita perlu sedikit perhitungan berdasarkan Rumus dibawah ini :

Rumus Daya Listrik

Daya Listrik  = Tegangan  x Arus
Atau
Watt = Volt x Ampere
Jadi jika di MCB tertulis 10A, berapakah batas Daya Listrik yang diizinkan ?
Pada Umumnya, Tegangan Listrik yang dihasilkan oleh PLN Indonesia adalah 220V
Watt = 220V x 10A
Watt = 2200 Watt atau 2200VA
Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah daya listrik yang diperlukan oleh rumah kita?
Sebagai Contoh, anda membangun rumah baru dan akan ingin melakukan pemasangan baru listrik PLN. Berapakah Daya Listrik yang diperlukan ?
Pertama, tuliskan peralatan listrik yang diperlukan dan daya listrik yang dikonsumsinya. Biasanya pada peralatan listrik yang bersangkutan sudah tertera Konsumsi Daya Listrik yang diperlukan.  Terdapat 2 jenis penulisan pada Label peralatan listrik, diantaranya adalah mencantumkan Watt atau Ampere.
Anda dapat menggunakan rumus daya listrik diatas (Watt = Volt x Ampere) untuk menghitung konversi Ampere ke Watt.
Contoh Peralatan Listrik yang diperlukan :
2 unit AC  (Air Conditioner) 1 PK  = @820Watt x 2 Unit       = 1.640 Watt
2 unit TV LED 32”                              = @55Watt x 2 Unit        =    110 Watt
1 unit Kulkas                                     = @128Watt                     =    128 Watt
1 unit Mesin Cuci                              = @300Watt                    =    300 Watt
1 unit Rice Cooker                            = @400Watt                    =    400 Watt
1 unit Kipas Angin                            = @60Watt                      =     60  Watt
12 biji Lampu Penerang                 = @18Watt x 12 biji        =    216 Watt
Total                                                                                              = 2.854 Watt
Kemudian kita jumlahkan semuanya, hasilnya adalah 2.854Watt.
Jadi Daya Listrik Listrik yang diperlukan adalah sekitar 2.854Watt atau 2.854VA, Jika dikonversikan menjadi arus listrik adalah sebagai berikut (Menggunakan Rumus Daya Listrik diatas) :
Arus = Watt / Volt
Arus = 2854 Watt / 220 Volt
Arus = 12,97 Ampere
Umumnya PLN hanya menyediakan beberapa pilihan standar Daya Listrik yaitu 220VA (1A), 450VA (2A), 900VA (4A), 1300VA (6A), 2200VA (10A), 3500VA (16A), 4400VA (20A), 5500VA (25A) dan seterusnya.  Jadi Pengajuan permintaan Daya Listrik yang dianjurkan ke PLN adalah 3500VA atau 16A.
Hal yang perlu diperhatikan adalah makin tinggi Daya Listrik yang dipasangkan, makin tinggi pula biaya beban yang dikenakan. Oleh karena itu, kita perlu memilih pemasangan daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan saja. Pemasangan Daya Listrik yang rendah atau tidak cukup akan mengalami kekurangan arus listrik dan akibatnya adalah sering loncatnya MCB (Breaker Listrik), hal ini dapat merusak peralatan listrik rumah kita. Sedangkan pemasangan Daya listrik yang terlalu tinggi akan mengakibatkan semakin tingginya tagihan listrik yang sebenarnya adalah merupakan suatu pemborosan biaya.

Senin, 18 April 2016

Arti Kode Dan Symbol Pada Kawat Las SMAW

Arti Kode Dan Symbol Pada Kawat Las SMAW

arti-kode-dan-simbol-kawat-las-smaw

Kenapa untuk tagweld sering menggunakan kawat E60xx sedangkan pengelasan E70xx?
Ulasan berikut akan membuka jawaban pertanyaan tersebut di atas.
Elektroda atau kawat las adalah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Elektroda,khususnya yang dipakai pengelasan SMAW atau las stick mempunyai kode atau symbol dimana kode tersebut menggandung arti kekuatan tarik,posisi pengelasan dan jenis bahan kimia tertentu sebagai flux (tentang flux baca di postingan kemarin).Demikian juga dengan cara penggunaan dari masing-masing jenis kawat las tersebut.

Elektoda memiliki kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkusnya.
Berdasarkan peraturan American Welding  Society  ( AWS ),  Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1 yang ditandai dengan huruf 'E' dan diikuti 4 digit angka dibelakang.Serta AWS A5.5 untuk low alloy steel dengan menambahkan 4 huruf dan angka dibelakang yang menunjukkan unsur paduan.
Untuk lebih jelasnya berikut 'Cara Membaca Kode' kawat las SMAW pada beberapa jenis kawat las (elektroda).

1. Elektroda Untuk Mild Steel

Kawat las smaw jenis ini ditunjukkan dengan kode Exxxx (4 angka).Sebagai contoh kawat las E6012,cara membacanya adalah:
E = elektroda untuk jenis las SMAW
E60xx = dua digit pertama (angka 60) menunjukan kekuatan tariknya dalam Ksi (kilopound-square–inch).
Angka 60 berarti kekuatan tariknya 60 ksi,jika angkanya 70 berarti 70 ksi.Kalau dibaca dalam ukuran 'psi (pound square inch)' sama dengan 70000 psi,dimana 1 Ksi = 1000psi.
Exx1x = digit ketiga (angka 1) adalah Posisi pengelasan.
kode angka 1 – untuk semua posisi
kode angka 2 – untuk posisi flat dan horizontal
kpde angka 3 – hanya untuk posisi flat.
Exxx2 = digit keempat (angka 2) menunjukkan:
- jenis salutan
- penetrasi busur
- arus las
- serbuk besi (%)
(Selengkapnya lihat tabel di bawah).
Contoh lain misalnya jenis kawat las E7018,
artinya:
- Elektroda,
- kekuatan tarik 70000psi,
- dapat digunakan semua posisi (datar,horisontal,vertikal dan overhead)
- penetrasi las sedang,daya AC/DC,kandungan selaputnya serbuk besi 25%-40%, hidrogen tendah.
Dengan kekuatan tarik yang cukup kuat,elektroda (kawat las) jenis E70xx banyak diaplikasikan untuk pengelasan pipa pressure,furnace,konstruksi dan lain-lain.Sedangkan jenis E60xx karena daya tariknya hanya 60.000psi biasanya hanya untuk tagweld dan pengelasan non pressure,misalnya pagar tralis dan lain-lain.

2.Elektroda Low Alloy Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Low Alloy Steel diatur pada AWS A5.5.
Dengan kode yang sama seperti elektroda mild steel diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angka sebagai unsur paduan,yaitu:
A = ditambahkan unsur carbon molybdenum
B = ditambahkan unsur chromium molybdenum
C = ditambahkan unsur nickel steel
D = ditambahkan unsur manganese molybdenum molybdenum
G = ditambahkan unsur lainnya
R akhir kode = mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap (moisture pickup) (80% humidity, 80ºF, 9 jam).
Contoh elektroda antara lain: E7018-H8R,E8018-B2H4R dan lain-lain.
Cara membaca :
Kawat las E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi,  mengandung mengandung “iron powder-iron oxide-iron powder-iron oxide”, mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen), ketahanan terhadap uap air dan untuk dipakai pada pengelasan mild steel.
Kawat Las : E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi , mengandung, iron powder iron oxide, dipadu  dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly.

3.Elektroda Steinless Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4.
Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.Kemudian diikuti dengan garis dan 2 angka.Contoh : E316-16,E308-16,E309-16 dan lain-lain.
Dua angka dibelakang mengandung arti:
- Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2& arusnya DCRP.
- Angka 16 = lapisannya mengandung TiO& K2O & arusnya DCRP atau AC.
- Angka 17 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau AC.
Berdasarkan semua penjelasan tersebut di atas mengenai cara membaca arti kode pada kawat las,kita bisa menarik kesimpulan dan mengaplikasikan untuk pengelasan di lapangan/site.Dan terjawab sudah,kenapa pengelasan konstruksi,pipa dan industri baja lain menggunakan elektroda jenis E70xx dan bukan E60xx.

Demikian penjelasan singkat tentang cara membaca kode pada kawat las SMAW.Semoga bisa membantu welder mengenai pemahaman arti kode pada elektroda.

Komponen - komponen Las Argon

Apa Saja Komponen-Komponen Las Argon Dan Peralatan Kerja Welder?

Komponen-komponen Las Argon

Rangkaian Komponen Las Argon/GTAW

Gambar di atas menunjukkan rangkaian komponen-komponen dalam pengelasan Argon.
Pengelasan menggunakan las argon bisa dilakukan jika semua komponen terseut tersedia.Apa saja komponen-komponen tersebut?
1. Mesin las AC/DC
Merupakan mesin las pembangkit yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.
2. Tabung gas lindung
Tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas tungsten.
3. Regulator Dan Flowmeter
Pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan  gas di dalam tabung.Sedangkan Flowmeter dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.
4. Selang Gas
Selang gas berfungsi sebagai penghubung aliran gas dari tabung menuju stang las.
5. Kabel Elektroda (kabel las)
Kabel elektroda / kabel las berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las,Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.Penempatan kabel masa berada pada kutup positif (+) atau negatif ( - ) tergantung jenis material yang dilas.
6.Cable Adapter (connecting)
Connecting digunakan untuk mengikat atau menyambung kabel las dan selang gas menuju stang las.
7. Stang las (welding torch)
Berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.
8. Elektroda Tungsten
Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah.
9. Kawat Las
Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.
* Untuk jenis pekerjaan tertentu diperlukan assesories tambahan misalnya: sistem pendingin air,rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

Peralatan Kerja Welder Argon

Peralatan Kerja Welder Argon/GTAW

Alat-alat perlengkapan yang dipakai seorang juru las (welder) dalam pengelasan argon / GTAW antara lain:
1. Kap las
2. Kaca kap las
3. Apron,pelindung dada dan tangan
4. Sarung tangan khusus argon
5. Grinda
6. Kabel power
7. Cipping,semacam palu kecil yang ujung satu bentuk gepeng dan ujung lain bentuk kerucut.
8. Brush,untuk membersihkan las-lasan dan sekitarnya.
9. Lampu senter kecil,untuk mengamati bagian dalam pipa.
10. Masker khusus
Peralatan lain disesuaikan kondisi pengelasan di lapangan.

Paerbedaan Las Argon Dengan Las Biasa

PERBEDAAN LAS ARGON DENGAN LAS BIASA

Perbedaan Las Argo dengan las biasa mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering ditanyakan oleh banyak orang terutama yang masih awam akan dunia pengelasan atau welding. Bagi Anda yang biasa bekerja di workshop maupun bekerja di proyek dengan pekerjaan – pekerjaan pengelasan carbon (MS/CS), besi dan stainless steel (SS) mungkin sudah sangat akrab dan tidak heran dengan las argon ataupun teknik pengelasan umum lainnya seperti dengan menggunakan Karbit, Acetylene (C2H2), atau elektroda (stick). Berikut keterangan perbedaan las menggunakan Gas Argon dengan gas biasa yang mudah-mudah dapat membantu Anda.

Argon Welding

Las Argon adalah ?

Definisi kata “Las” menurut Kamus Bahasa Indonesia (1994) adalah : “Penyambungan besi dengan cara membakar”. Menurut Maman Suratman (2001:1) menjelaskan bahwa definisi kata pengelasan berarti salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Srwidartho memberikan definsi las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkan melalui pemanasan. Dan berdasarkan definisi menurut Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk (1991:1), definisi las adalah ikatan metallurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer. Berdasarkan definisi-definisi las diatas kita bisa mengambil kesimpulan las adalah proses menyambung besi dengan cara membakar sehingga besi menjadi cair sehingga dapat disambung yang dalam hal ini menggunakan media gas argon sebagai shield atau gas pelindung.

Gas Argon

FOTO GAS PRODUCT
Argon dengan lambang rumus kimia Ar mempunyai sifat tidak ada warna (colorless), tidak ada rasa (tasteless), tidak berbau (odorless), tidak beracun (non-toxic), tidak mudah terbakar (non-flammable), tidak membuat karat (non-corosive) dan salah satu gas yang bersifat Inert. Pada skala dan level industri, gas ini diproduksi di pabrik pemisahan udara yang membagi, menyaring, memampatkan, dan mendinginkan udara menjadi Oxygen (O2), Nitrogen (N2), dan Argon (Ar), namun karena jumlahnya hanya 1% dari atmosfer bumi, hal ini menjadi sulit diproduksi dalam jumlah yang besar dan kadang membuat gas ini menjadi langka di pasaran karena jumlah permintaannya lebih besar dari supply.

Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain

Berikut perbandingan teknik las Argon dengan teknik konvensional lainnya :
1. Sumber Api
Proses pengelasan Argon menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit, Proses pengelasannya menggunakan sumber api yang berasal dari gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las Acetylene (C2H2), gas Asetilen tersebut digunakan sebagai bahan bakar (fuel) untuk membuat sumber api. Pada dasarnya Las Karbit dengan Las Acetylene adalah sama yang membedakan proses perendaman karbit pada gas Acetylene (C2H2) dilakukan di pabrik Asetilin sehingga pengelasan di user atau pemakai lebih bersih karena tidak menghasilkan limbah dari karbit.
2. Sinar Las
Seorang welder atau operator las pada pengelasan argon wajib hukumnya memakai kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan. Hal ini disebabkan radiasi sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangatlah terang, oleh karena itu digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk meredam atau mengurangi silau pada mata, dan juga agar cairan logam bisa terlihat jelas dan dapat dengan mudah diarahkan. Apabila tidak menggunakan masker las mustahil akan mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar dan tentu akan membuat mata menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.
3. Alasan penggunaan
Pengelasan Argon lebih bersih dibandingkan pengelasan dengan menggunakan Gas Acetylene (C2H2), las karbit maupun elektroda. Hal ini dikarenakan gas Argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir tidak menghasilkan limbah atau polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan hasil pengelasan pada material besi yang dilas hasilnya lebih bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.
4. Rapih dan Halus
Hasil pengelasan Argon sangat mungkin rapi dan halus, serta bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan performance/tampilan, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan logam 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.
5. Aplikasi pengelasan Stainless Steel (SS),
Hal ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las Acetylene (C2H2) dan karbit tidak bisa digunakan untuk mengelas material besi logam  SS, dan las elektroda/stick masih dapat digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih saja, itupun masih meninggalkan percikan atau kerak kotoran yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.

Rabu, 13 April 2016

Macam-macam Mesin Las Listrik

MACAM-MACAM MESIN LAS LISTRIK
 Image
Gambar Mesin Las Listrik
Pengertian Las Listrik
            Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.

Macam-Macam Mesin Las Listrik
  1. Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)
Image 
Gambar Mesin Las AC
            Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator, dimana dalam pesawat las ini arus dari jaring–jaring listrik dirubah menjadi arus bolak–balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Karena langsung menggunakan arus listrik AC dari PLN  yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan kebutuhan pengelasan yang hanya membutuhkan  tegangan berkisar 55 Volt sampai dengan 85 Volt maka mesin las ini menggunakan transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan.
           Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel arus. Pada transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa, dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.
  • Kelebihan dari mesin las arus searah (AC)
  1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah
  2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan
  3. Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las
  • Kekurangan dari mesin las arus searah AC
  1. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
  2. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam

2.Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC)

 Image

Gambar Mesin Las DC

          Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
  1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
  2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
  3. Tingkat kebisingan lebih rendah
  4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah
  5. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
          Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik).
Berikut ini adalah polaritas mesin las DC
  1. Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang pada benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan kutub anoda. Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas yang diberikan ke benda kerja.
  1. Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)
DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan menghubungkan antara kabel masa (benda kerja) dengan kabel anoda (positif) dan kabel elektroda dengan kutub katoda (negatif).
Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda kerja lebih banyak daripada panas yang diterima elektroda dengan perbandingan 2/3 banding 1/3.
3.Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)
           Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolakbalik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
           Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti karat (stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal ,arus dapat disetel 60 – 300 ampere.
Image
 Gambar Mesin Las AC-DC

Cara Menggunakan Las Listrik Untuk Pengelasan Besi Tipis

CARA MENGGUNAKA LAS LISTRIK ( arc welder )


cara menggunakan las listrikSebenarnya ada banyak jenis las listrik, tapi umumnya ini yang banyak digunakan di indonesia. Jenis las seperti gambar disamping ini adalah arc welder, yaitu mesin las dengan elektroda sebagai bahan pengisi. Alat las jenis ini sulit untuk digunakan pada pengelasan besi tipis. Dengan alat las model ini kamu sudah bisa membuat pagar/kanopi sendiri!


CARA MEMASANG DAN MENGGUNAKAN ALAT LAS LISTRIK:

  • Pasang clamp massa pada terminal (-) dan tang pemegang elektroda pada terminal (+).DSC05661
  • Pilih ampere sesuai benda kerja yang akan dilas. Semakin besar ampere semakin besar juga panas yang dihasilkan yang membuat benda kerja mudah bolong.cara mengatur ampere las listrik
  • Jeping elektroda pada tang.cara memasang elektroda las
  • Sebelum mengelas gunakanlah kacamata las yang sesuai karena sinar ultraviolet sangat berbahaya untuk mata. Kacamata las yang benar sangat gelap dan kita tidak bisa melihat apapun keculai sinar ultraviolet. Workshop Pakeotac menggunakan helm las dengan model autodarkening sehingga kacamata akan otomatis berubah menjadi gelap apabila ada cahaya terang saja.kacamata las autodarkening
  • Selanjutnya jepit tang massa pada objek yang akan dilas/sambung.DSC05666
  • Letakan elektroda pada objek untuk memulai pengelasan. Pertama-tama mungkin sulit untuk mendapatkan hasil pengelasan yang bagus, tetapi dengan belajar terus kita akan semakin mahir dan menjadi terbiasa.DSC05671
  • Biasanya saat membeli alat las, kita diberikan alat dengan besi di bagian ujung dan sikat pada bagian belakang, alat itu berguna untuk memecahkan flux yang membungkus hasil pengelasan, ketok dan sikat untuk mendapat hasil las yang rapi dan bersih.DSC05673DSC05676

Proses Pembuatan Kapal

PROSES PEMBUATAN KAPAL

pembuatan-kapal Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam:
  1. Sistem seksi
  2. Sistem block seksi
  3. Sistem block

Pengertian seksi, block seksi dan block.

  1. Sistem seksi adalah sistem pembuatan kapal dimana bagian-bagian konstruksi dari tubuh kapal dibuat seksi perseksi. (perbagian) contoh: seksi bulkhead (sekat kedap air)
    1
    – Keuntungan:
    a. Tiap seksi dapat dibangun dalam waktu yang bersamaan tergantung kapasitas kerja bengkel.
    b. Waktu pembangunannya lebih pendek.
    c. Kualitas produksi lebih unggul disbanding sistem konfrensional.
    d. Mutu dari tiap seksi dapat dikontrol secara rinci.
    – Kerugian/kekurangan sistem seksi:
    a. Kekuatan pada kapal tergantung pada perencanaan pembagian badan kapal menjadibeberapa seksi dan juga teknik penyambungan antara dua buah seksi.
    b. Pengerjaan lebih sulit karena dalam proses penggabungan antara seksi memerlukanketepatan ukuran yang prima.
  2. Sistem block seksi adalah sistem pembuatan kapal dimana bagianbagian konstruksi dari kapal dalam fabrikasi dibuat gabungan seksiseksi sehingga membentuk block seksi, contoh bagian dari seksi-seksi geladak, seksi lambung dan bulkhead dibuat menjadi satu block seksi.
  3. Sistem block adalah sistem pembuatan kapal dimana badan kapal terbagi beberapa block, dimana tiap-tiap block sudah siap pakai. (lengkap dengan sistem perpipaannya).
2
          Pada bagian desain mencakup pekerjaan-pekerjaan antara lain penggambaran bagian-bagian konstruksi dan perhitungan atau perancangan–perancangan, selanjutnya gambar rencana gadinggading skala 1 : 1 di mould Loft, penandaan dalam proses pembuatan kapal dilakukan di bengkel. Berdasarkan tempatnya, pembuatan kapal dibagi menjadi dua macam:
  1. Fabrication adalah semua pekerjaan pembuatan kapal yang dikerjakan diluar tempat peluncuran dimana badan kapal dimasukkan dalam air.
  2. Erection adalah semua pekerjaan pembuatan kapal yang dikerjakan di tempat dimana kapal akan diluncurkan. Dalam hal ini pembuatan baik berupa seksi, block seksi, dan block semuanya dilakukan/dikerjakan di tempat tersebut.
3

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN KAPAL

Dalam pembangunan kapal selalu mengikuti pentahapan sabagai berikut:
  1. Tahap Pembuatan Awal.
    Dalam tahap ini pekerjaan yang utama adalah pembentukan pelat yang dilakukan dengan pembersihan, penandaan, pemotongan, pembengkokkan, dan lain sebagainya.
  2. Tahap Perakitan Awal.
    Sebagian dari pelat dinding setelah dibuat biasanya langsung dikirimkan ke tempat perakitan. Tetapi konstruksi dalam seperti kerangka geladak atau dasar biasanya dirakit tersendiri lebih dahulu dalam tahap perakitan mula atau awal. Dalam tahap ini biasanya digunakan cara pengelasan tangan, pengelasan gaya berat, pengelasan rendam dan sebagianya. Apabila kapal kayu maka dilakukan proses penyambungan atau pengeleman.
  3. Tahap Perakitan.
    Ada tahap perakitan semua komponen baik yang datang dari pembuatan maupun dari perakitan awal dirakit menjadi kotak-kotak perakitan (dilas/dilem atau penyambungan). Pada kapal baja penyambungan antara kotak-kotak perakitan dilakukan dengan menggunakan las busur rendam otomatis. Dalam hal mengikat kerangka dan pelat dinding digunakan las tangan atau las gaya berat dengan elektroda khusus untuk pengelasan datar. Disamping cara pengelasan diatas digunakan juga cara lain tergantung dari bagian-bagian yang disambung dan posisi pengelasannya.
  4. Tahap Pembangunan.
    Kotak-kotak yang sudah dirakit kemudian disusun diatas galangan dengan bantuan mesin angkat (crane). Setelah diatur kotakkotak tersebut kamudian dilas dengan menggunakan dua macam cara pengelasan baik dengan las biasa maupun dengan las otomatik khusus.
Sesuai dengan fungsinya untuk membangun kapal, maka sebuah galangan kapal pada umumnya memiliki peralatan-peralatan seperti terlihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 berikut.
456 7

MOULD LOFT

Mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1 pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gadinggading kapal dan perletakan senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal.
Fasilitas yang dibutuhkan:
  • Sebuah lantai gambar yang terbuat dari papan dengan dasar warna yang agak gelap,misalnya hijau dan harus terlindungi dalam gedung.
  • Material-material pembuat rambu, yang biasa dipakai adalah kayu plywood, tripleks, kertas film/transparan dan bilah kayu yang mudah dilengkungkan.
  • Besi dan ganjal pemberat.
  • Alat-alat gambar misalnya penggaris, jangka, meteran dll.
  • Sipatan, yaitu benang yang dipergunakan untuk membuat garis lurus dengan cara menghentakkannya, sehingga akan meninggalkan suatu garis lurus karena benang diberi zat pewarna (cairan lem putih atau warna lain).
  • Alat tulis cairan pewarna.
  • Alat-alat perkayuan misalnya mesin bor, mesin potong, palu dan paku.
Tujuan Penggambaran Skala 1:1
Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan.
Dari hasil penggambaran berupa bentuk-bentuk dan ukuran yang sebenarnya, akan dipindahkan dalam bentuk mal/template yang lengkap dengan data-data ukuran serta data-data yang lainnya, yang akan diserahkan ke bagaian fabrikasi untuk dibuatkan komponen-komponen sesuai bentuk dan ukuran pada template masing -masing.
Dalam penggambaran bentuk badan kapal sesungguhnya, tidak selalu sepanjang ukuran kapal seluruhnya, terutama untuk daerah tengah (parallel middle body). Hal ini dilakukan untuk penghematan tempat, pekerjaan. Dapat pula gambar-gambar digambar secara menumpuk, untuk mengatasi kesulitan membaca gambar yang menumpuk maka digunakan warna cat yang berbeda.
Gambar-gambar pada mould loft:
  1. Lines plan.
  2. Bentangan/bukaan kulit.
  3. Segala detail konstruksi yang diperlukan.
  4. Dan gambar lain yang dianggap diperlukan, karena kesulitan pembuatan mal bila tidak disediakan gambar ukuran sebenarnya.
8

SUB ASSEMBLY

Tugas dari bagian sub assembly adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen block antara lain:
  • Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
  • Pembuatan Wrang.
  • Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
  • Membantu tugas bagian assembly.
Fitting.
9
Pemasangan stiffener pada pelat sekat:
  • Stiffener diletakkan pada posisinya dengan tanda yang ada di pelat.
  • Diadakan las ikat.
  • Setelah tepat diadakan pengelasan menyeluruh.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan)
b. Welding (pengelasan)
10
Sedangkan bagian Assembly dibagi menjadi:
  • Plate Joinning
  • Fitting
  • Welding
  • Pointing

Assembly

Fitting : Penyetelan bagian-bagian yang akan disambung hingga sesuai dengan tanda yang telahada sebelum dilaksanakan pengelasan.
Welding : Proses penyambungan material baik 2 atau lebih secara manual, semi otomatis danotomatis.
  1. Manual Electric Welding
    Penyambungan 2 logam sengan cara memanaskan hingga melebur menjadi satu dabsebagai logam pengisis diambil dari elektroda, pengoperasian dengan tangan.Penggunaan manual electric welding ini untuk menyambung komponen konstruksi yangterletak dalam posisi yang tak dapat dicapai oleh penggunaan peralatan las yang otomatis.
  2. Automatic Electric Welding
    Digunakan untuk mengelas benda-benda yang datar permukaannya dan cukup panjangjarak pengelasannya.
  3. Acetyline Welding
    Penyambungan dua buah logam dengan jalan meleburkan kedua ujung logam dan diikuti oleh pengisian kawat logam pengisi. Panas yang digunakan berupa campuran 02 dan gas Acetiline dan dengan bantuan penekanan dan panas dari campuran atau nyala didua gas tersebut, penggunaan las acetylene dalam proses assembly (sub assembly dan assembly) ini hanya untuk pelat-pelat dengan ketebalan 6 mm. Pada pengelasn secara otomatis, pasir yang digunakan sebagai pelindung adalah pasir OK FLOX.
11

ASSEMBLY

Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian assembly adalah sebagai berikut:
Penggabungan beberapa wrang.
Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
Penggabungan dua block (grand assembly)
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh badan yang berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Bengkel —–QC——– QA—— KI—— Ship Owner
Prosedur Pemeriksaan
12
Akibat pengelasan akan timbul penarikan (deformasi) biasanya deformasi ini yang diukur adalah antara stiffener dengan stiffener atau antara penguat satu dengan penguat lainnya misal jarak antara deck girder jarak perubahan maksimum 0,6 cm harus dilakukan perbaikan (biasanya pemanasan). Tanda untuk margin (cadangan), Margin/cadangan adalah kelebihan pelat yang diberikan pada setiap sambungan block atau sambungan-sambungan lain yang dianggap perlu, umumnya ditulis + 20 + 30 + 10 dan sebagainya. Dimana pada rambunya sendiri (dari mould loft) hanya ditulis sebagai berikut :
13
Sedangkan pada markingnya diberi kelebihan + 20 mm

14

ERECTION

Erection merupakan pekerjaan pembangunan badan kapal yang terakhir. Pada pekerjaan ini blok-blok yang telah selesai dikerjakan oleh bagian assembly digabung (disambung/joint) menjadi satu sehingga terbentuklah badan kapal keseluruhan. Dalam penggabungan block satu dengan block lainnya diperlukan pekerjaan awal yaitu pemasangan kupingan, papan pranca, penandaan dll.
Secara garis besar pekerjaan pada bagian erection dapat digolongkan sebagai berikut:
  • Preparation, meliputi pekerjaan pemasangan kupingan, guide plate, marking dan pemasangan papan-papan pranca.
  • Adjusting, meliputi pekerjaan leveling, atau penyamaan, cutting of allowance.
  • Fitting atau penyetelan dimana pada pekerjaan ini dibutuhkan peralatan seperti gerinda, gajung dll. serta dilaksanakan pekerjaan heating untuk menghilangkan deformasi atau tegangan sisa setelah terjadi pengelasan.
  • Welding.atau proses pengelasan.
  • Pengecekan/pemeriksaan pada erection: Structure check, welding, tekanan air dan udara untuk pengecekan tanki, ukuran kapal serta painting check.
Di Indonesia, biasanya setelah kapal memungkinkan untuk diluncurkan, kapal diluncurkan (tempat erection bisa digunakan untuk membangun kapal berikutnya), pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan di atas dok apung atau di dalam dok gali. Oleh karenanya pengedokan tidak bisa kita lewatkan.

Rencana pengedokan (docking plan)

Dalam pengedokan perlu merencanakan dengan baik meliputi:
  1. Marking posisi ganjel dilantai dock.
  2. Meletakkan ganjel-ganjel (umumnya tepat pada gading-gading, gading besar dan side girder) dan juga harus tepat pada center kapal.
  3. Menentukan ketinggian ganjel dan jarak antar ganjel.
  4. Fitting.
  5. Pemasangan stopper dengan kemiringan 60° sebelum dilaksanakn peletakan ganjel-ganjel (no.2) maka dilaksanakan adjusting (pelurusan).
Gambar-gambar yang diperlukan:
  1. Docking Plan
  2. Working drawing (untuk pekerjaan lanjutan).
  3. Marking list (untuk pekerjaan lanjutan).

Macam dan Jenis Elektroda Cara Pemakaiannya

MACAM DAN JENIS ELEKTRODA CARA PEMAKAIANNYA

A. Elektroda Berselaput
 
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar dia­meter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan pan­jang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
B. Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :
  • E     : menyatakan elaktroda busur listrik
  • XX (dua angka)   : sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
  • X (angka ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.
  • angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
  • X (angka keempat) menyataken jenis sela­put dan jenis arus yang cocok dipakai un­tuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013 Artinya:
  • Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
  • Dapat dipakai untuk pengelasan segala po­sisi
  • Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC –
C. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lu­nak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
       1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersih­kan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan peng­ujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabil­kan busur listrik bila dipakai arus AC.
       2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi ke­banyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengeles­an tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat di­pakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah­kan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
       3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penem­busan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
       4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elek­troda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
       5. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja paduan rendah.
       . Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut :
  • elektroda baja
  • elektroda nikel
  • elektrode perunggu
  • elektroda besi tuang
  • Elektroda nikel
 Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
  • Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat se­hingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak di­kerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
  • Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan ter­hadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
  • Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
       8. Elektroda Untuk Aluminium.
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut
        9. Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
  • elektroda tahan kikisan
  • elektroda tahan pukulan
  • elektroda tahan aus.
  • Elektroda tehan kikisan.
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm – 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
  • Elektroda tahan pukulan.
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
  • Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
2. MEMILIH BESARNYA ARUS LISTRIK
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam elektroda. Pada prakteknya dipilih ampere pertengahan. Sebagai contoh; untuk elektroda. E 6010 ampere minimum dan maximum adalah 80 amp. sampai 120 amp. Sehingga dalam hal ini ampere pertengahan 100 amp.
a. Cara-cara Menyalakan Busur
Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai
dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara.
  • Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan
    menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
  •   Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada Gbr
Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu di­nyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda dia­meter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.
  b. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Pan­jang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
    1. Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya :
      • rigi-rigi las yang halus dan baik.
      • tembusan las yang baik
      • perpaduan dengan bahan dasar baik
      • percikan teraknya halus.
    1. Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
      • rigi-rigi las kasar
      • tembusan las dangkal
      • percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.
  1. Bila busur terlalu pendek, akan sukar me­meliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gam­bar 158 c).
Hasilnya :
    • rigi las tidak merata
    • tembusan las tidak baik
    • percikan teraknya kasar dan berbentuk bo­la.
c. Pengaruh Besar Arus.
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam.
Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
d. Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
  1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elek­troda. Gerakan ini dilakukan untuk me­ngatur jarak busur listrik agar tetap.
  2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

e. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil, sehingga menghasil­kan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi­-rigi las yang berbentuk gergaji­
Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan di­hasilkan jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, ter­utama bila bahan dasar tipis.
Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda monembus bahan dasar
Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah per­paduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik
f. Las Catat (Las Ikat)
Las catat (tack weld) adalah las kecil (pendek) yang digunakan-untuk semua pakerjaan las permulaan sebagai pengikat bagian-bagian yang akan dilas, untuk mempertahankan posisi benda kerja.
Panjang las catat :
  • Untuk las catat pada ujung-ujung sam­bungan biasanya tiga sampai empat kali tebal pelat dan maximum 35 mm.
  • Untuk las catat yang berada diantara ujung ujung sambungan, biasanya dua sampai tiga kali tebal pelat dan maximum 35 mm.
Jarak normal, las catat :
  • Untuk pelat baja lunak (mild steel) dengan tebal 3,0 mm, jaraknye adalah 160 mm.
  • Jarak ini bertambah 25 mm untuk setiap pertambahan tebal satu milimeter hingga jarak maximum 800 mm untuk tebal pelat diatas 33,0 mm.
Bila panjang las kurang dari dua kali jarak normal diatas, cukup dibuat las catat pada kedua ujungnya. Pada sambungan las T, jarak las catat dibuat dua kali jarak normal diatas.